Nama : Farson Yohanes
Kelas : 3EA04
NPM : 10208482
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita
berandai-andai. Misalnya, seandainya (jika) kamu mau jadi pacar saya, saya akan
buat kamu orang paling bahagia di dunia. Seandainya saya kaya, saya akan bangun
hotel bintang 5 di pantai Kuta. Seandainya saya punya sayap, saya akan terbang
petikkan bintang untukmu. Dan seterusnya. Kalimat-kalimat seperti ini
disebut kalimat pengandaian atau dalam bahasa Inggris disebut conditional
sentences.
Dalam bahasa Inggris, conditional sentences pada umumnya
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
digunakannya kata if dalam anak
kalimat (subordinate clause). Karena clause ini diawali oleh if maka
disebut if clause.
b.
digunakannya modal auxiliary, seperti will,
can, may, must, would, could, might,
etc. pada pokok kalimat (main clause).
Conditional sentences dikelompokkan menjadi 2 tipe, yaitu: real
conditional dan unreal/contrary to fact.
A. Real Conditionals (factual / habitual / hypothetical / future possible)
Kalimat pengandaian tipe ini digunakan untuk mengekspresikan
situasi atau aktivitas yang biasanya terjadi atau akan
terjadi jika situasi pada if clause terpenuhi. Dengan kata lain, apa
yang diandaikan itu memiliki peluang untuk terjadi atau menjadi kenyataan.
Sebagai contoh, ketika seorang teman mengajak saya, apakah
malam ini saya mau nonton atau tidak, saya mungkin katakan:
- If I have the time, I will go. (Jika saya punya waktu, saya akan pergi).
Kalimat
ini secara implisit juga berarti,
- If I don’t have the time, I will not go. (Jika saya tidak punya waktu, saya tidak akan pergi).
Penggunaan real conditionals
Kalimat
pengandaian tipe ini dapat digunakan untuk menyatakan:
a. Future time
If + S + Present Tense, S + |
will |
+ Verb 1 |
can |
||
may |
||
must |
Note:
if clause bisa diletakkan di depan kalimat (seperti formula di
atas), bisa juga diletakkan di belakang setelah main clause. Ini tidak merubah
arti kalimat. Dengan catatan, jika if clause diletakkan di belakang, tanda koma
tidak diperlukan.
Contoh:
1.
If I have the money, I will give it to you. (Jika
saya punya uangnya, saya akan memberikannya kepada kamu).
2.
If you keep driving on this speed, we may arrive at
home before 10 p.m. (Jika kamu terus nyetir mobil pada kecepatan ini, kita
mungkin tiba di rumah sebelum jam 10 malam).
3.
I can pass this subject if I study hard. (Saya dapat
lulus mata kuliah ini, jika saya belajar giat).
4.
You must bring an umbrella if I you don’t want to get
wet. (Kamu harus membawa payung, jika kamu tidak ingin basah (kehujanan).
b. Habitual (kebiasaan/habit)
If + S + Verb 1, S + Verb 1 |
Note:
Dalam formula ini, modal auxiliary tidak digunakan.
Contoh:
1.
If Budi has enough time, he usually walks to campus.
(Jika Budi punya cukup waktu, dia biasanya jalan kaki ke kampus).
2.
I usually watch football on TV every Saturday night if
I do not fall asleep. (Saya biasanya nonton sepakbola di TV tiap Sabtu malam
jika saya tidak tertidur).
3.
If he has money, he always treats us. (Jika dia punya
uang, dia selalu mentraktir kita).
c. Command (perintah)
If + S + Verb 1, S + Verb 1 |
Contoh:
1.
If you finish with your work, please help me. (Jika
kamu selesai dengan pekerjaanmu, tolong bantu saya).
2.
Please give me a cigarette if you don’t mind. (Tolong
beri saya sepuntung rokok, jika kamu tidak keberatan).
3.
If you have time, please meet me in my office.
(Jika kamu punya waktu, tolong temui saya di kantor saya).
B. Conditional Sentences (Part 2): Unreal atau Contrary to Fact Conditionals
Berbeda dengan real conditionals, makna dari kalimat
conditional tipe ini selalu bertolak belakang dengan kenyataan
(fakta). Artinya, jika faktanya dalam kalimat positif (affirmative),
conditionalnya pasti dalam kalimat negatif; Sebaliknya, jika faktanya dalam
kalimat negatif, conditionalnya harus dalam kalimat positif.
Ada
dua tipe kalimat unreal conditionals, yaitu: jika faktanya dalam simple present
tense dan jika faktanya dalam simple past tense. Unreal conditionals dapat
dibuat dengan menggunakan conjunctions “if” (seperti halnya
dalam real conditionals), dengan menginversi (menempatkan kata bantu) ke depan
subject kalimat, dengan menggunakan “as if” atau “as
though“, dan verb “wish“. Penggunaan verb “wish”
ini akan dibandingkan dengan penggunaan verb “hope“.
A. Unreal conditionals jika faktanya dalam simple present tense
a. Jika faktanya dalam simple
present tense atau future tense, maka conditionalnya mengikuti pola berikut:
If + S + Verb 2, S +
|
would
|
+ Verb 1
|
could
|
||
might
|
Contoh:
1.
If the teacher didn’t speak quickly, I could understand
better what he is teaching about. (Jika guru itu tidak berbicara dengan cepat,
saya dapat memahami dengan lebih baik apa yang dia sedang ajarkan). Fakta dari
kalimat ini adalah: the teacher speaks quickly, so that, I can’t understand
well what he is teaching about.
2.
He could hug me, if he were here. (Dia
boleh memeluk saya, jika dia di sini). Faktanya: he can’t hug me, because, he
is not here.
3.
If I had a pair of wings, I would fly high. (Jika saya
punya sepasang sayap, saya mungkin terbang tinggi). Faktanya: I don’t have a
pair of wings, I cannot fly high.
Perhatikan:
1.
Selalu gunakan be “were”; Be “Was” tidak pernah
digunakan dalam unreal conditional (lihat contoh 2).
2.
Jika main clause dan if clause dalam kalimat
pengandaian merupakan kalimat positif (affirmative), faktanya harus dalam
kalimat negatif. Sebaliknya, jika main clause dan if clause dalam kalimat
pengandaian merupakan kalimat negatif, maka faktanya harus dalam kalimat
positif.
B. Unreal conditionals jika faktanya dalam simple past tense
Jika faktanya dalam simple past tense atau past future tense,
maka conditionalnya mengikuti formula berikut:
If + S + had + Verb 3, S +
|
would
|
+ have + Verb 3
|
could
|
||
might
|
Contoh:
1.
If Robby had not gone to a movie last night, he would
not have met Susan (jika Robby tidak pergi nonton film (di bioskop) tadi malam,
dia tidak akan berjumpa dengan Susan). Fakta dari kalimat ini adalah: Robby
went to a movie last night, then, he met Susan.
2.
If the German football team had played well, it could
have beaten Spanish team (jika team sepak bola Jerman bermain bagus, team itu
dapat mengalahkan team Spanyol). Faktanya: German foot ball team didn’t play
well, it couldn’t beat the Spanish team.
3.
You could have answered the questions well If you had
studied well last night (kamu dapat menjawab soal-soal dengan baik, jika kamu
belajar dengan baik tadi malam). Faktanya adalah: you couldn’t answer the
questions well, because, you didn’t study well last night.
Perhatikan:
Unreal condition yang kedua ini juga dapat diekspresikan dengan menempatkan
auxiliary had di awal kalimat. Arti kalimat tidak berubah.
Dalam hal ini, kata if tidak digunakan. Jika formula berikut
yang digunakan, main clause selalu ditempatkan di belakang (setelah
sub-clause).
Had + S + Verb 3, S +
|
would
|
+ have + Verb 3
|
could
|
||
might
|
Contoh:
1.
Had Robby not gone to a movie last
night, he would not have met Susan.
2.
Had the German football team played
well, it could have beaten the Spanish team.
3.
Had you studied well last night, you
could have answered the questions well.
Penggunaan As if/As though dalam unreal conditionals
Conjunction as if atau as though
(artinya: seolah-olah) juga dapat digunakan untuk mengekspresikan situasi yang
bertolak belakang dengan kenyataan. Untuk tujuan ini, verb yang mengikuti
conjunction ini harus dalam bentuk past tense (verb2) atau past perfect tense
(had + verb3).
S + Verb 1 + as if / as though + S + Verb 2
|
Contoh:
1.
Norman behaves as if he were
a president. (Norman berperilaku seolah-olah dia seorang presiden). Faktanya,
he is not a president.
2.
You look as though you saw a ghost
(you tampak seolah-olah kamu melihat setan). Faktanya, you don’t see a ghost.
3.
The plant grows fast as if it were 5
years old (tanaman itu tumbuh cepat seolah-olah tanaman itu berumur 5 tahun).
Faktanya, the plant is 1 years old.
S + Verb 2 + (as if / as though) + S + had + Verb 3
|
Contoh:
1.
Ali talked about the contest as if he
had won the grand prize. (Ali bercerita tentang kontes itu seolah-olah dia
telah memenangkan hadiah utama). Faktanya, he didn’t win the grand prize.
2.
He spoke as though he had not stolen
the money. (Dia berkata seolah-olah dia tidak mencuri uang itu). Faktanya, he
stole the money.
3.
She cried as though she had not been
happy at all. (Dia menangis seolah-olah dia tidak bahagia sama sekali)
Faktanya, she was happy at all (itu tangis kebahagiaan kali!).
Penggunaan Wish/ hope dalam conditional sentences
Verb
wish dan hope sama-sama berarti
berharap, tetapi penggunaannya dalam kalimat sangat berbeda. Hope
digunakan untuk mengekspresikan sesuatu yang mungkin terjadi atau akan
mungkin terjadi. Sebaliknya, wish digunakan
untuk menyatakan sesuatu yang pasti tidak terjadi atau tidak
akan mungkin terjadi. Hope dapat diikuti oleh verb
dalam sembarang tensis; wish tidak dapat diikuti oleh verb
dalam simple present tense atau modal auxiliary simple present tense.
Perhatikan
perbedaan penggunaan wish dan hope pada
contoh-contoh di bawah ini:
1.
We hope that they can come. (kita
berharap bahwa mereka bisa datang). Dalam kalimat ini subject we
tidak tahu apakah they bisa datang atau tidak. Tetapi, ada
kemungkinan bahwa they bisa datang.
2.
We wish that they could come. (kita
berharap bahwa mereka bisa datang). Di sini, we sudah tahu
bahwa they tidak bisa datang. Faktanya adalah: they can’t
come.
3.
I hope that they came yesterday. (saya
berharap kamu datang kemarin). Di sini, I tidak tahu apakah they
datang atau tidak kemarin.
4.
I wish that they had come
yesterday. (saya berharap bahwa mereka datang kemarin). Di sini, I
sudah tahu bahwa they didn’t come yesterday. Faktanya adalah: they
didn’t come yesterday.
Jadi,
clause yang mengikuti wish clause pada prinsipnya adalah unreal
conditional.
Penggunaan wish dalam unreal conditionals ada 3, yaitu:
future wish, present wish, dan past wish.
a. Future wish
S + wish + (that) + S + |
could + Verb 1 |
would + Verb 1 |
|
were + Verb-ing |
Note:
Penggunaan relative pronoun “that”
adalah optional (bisa digunakan, bisa juga tidak):
Contoh:
1.
I wish my friend would visit me
this afternoon. (Saya berharap teman saya akan mengunjungi saya sore ini).
Faktanya: my friend will not come this afternoon.
2.
They wish that you could come to the
party tonight. (Mereka berharap bahwa kamu bisa datang sebentar malam).
Faktanya: you can’t come.
3.
Bobby wishes he were coming with
Angelia. (Bobby berharap dia datang dengan Angelia). Faktanya: Bobby
is not coming with Angelia.
b. Present wish
S + wish + (that) + S + Verb 2 |
Contoh:
1.
I wish I were rich.
(Saya berharap saya kaya). Faktanya adalah: I am not rich.
2.
I wish I had
enough time to finish my work. (Saya berharap saya punya cukup waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan saya). Faktanya: I don’t have enough time to finish
my work.
3.
John wishes that Ririn were
old enough to be his girl friend. (John berharap bahwa Ririn cukup umur untuk
menjadi pacarnya). Faktanya: Ririn is not old enough to be John’s girl
friend.
4.
I wish I didn’t have
to come to class today. (Saya berharap saya tidak harus pergi kuliah hari
ini). Faktanya: I have to go to class today.
5.
I wish my TOEFL score were
over 650 now. (Saya berharap nilai TOEFL saya sekarang lebih dari 650).
Faktanya: my TOEFL score is not over 650 now.
c. Past wish
S + wish + (that) + S + |
had + Verb 3 |
could + had + Verb 3 |
Contoh:
1.
I wish I had washed my clothes
yesterday. (Saya berharap saya telah cuci pakaian-pakaian saya kemarin).
Faktanya: I didn’t wash my clothes yesterday.
2.
Irwan wishes that he had answered
the questions well. (Irwan berharap bahwa dia telah menjawab soal-soal dengan
baik). Faktanya: Irwan didn’t answer the questions well.
3.
Christian Ronaldo wishes that his team could
have beaten the German team. (Christian Ronaldo berharap bahwa
teamnya dapat mengalahkan team Jerman). Faktanya: Christian Ronaldo’s team
couldn’t beat the German team.
4.
I wish you had been
here last night. (Saya berharap kamu ada di sini tadi malam). Faktanya: you
were not here last night.
Sumber:
Schrampfer,Betty
(1989).Understand and usingEnlish Grammar Secons Edition.New Jersey: Prentice
Hall Regents